Laman

Selasa, 23 Desember 2008

Hikmah di Idul Adha

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Al-Hajj—37)

Idul Adha, tidak hanya identik dengan memotong hewan kurban, akan tetapi banyak spirit/hikmah yang ada didalamnya, Idul Adha merupakan suatu momentum yang dapat mengingatkan kita akan arti dari sebuah pengorbanan, kepatuhan, dan perjuangan. Pengorbanan seorang Ibrahim, yang harus mengorbankan anaknya yang ia cintai, kepatuhan Ismail untuk mematuhi perintah Allah SWT, walaupun pada akhirnya Ismail digantikan oleh Allah SWT dengan seekor kambing /domba untuk dikorbankan, dan tidak lupa pengorbanan Siti Hajar untuk mencari sumber mata air bagi anaknya yang kehausan. Sampai diabadikan dengan salah satu rukun haji, yaitu sai (lari-lari kecil antara sofa dan marwa)
Lalu, bagaimana dengan pengorbanan, kepatuhan dan perjuangan kita saat ini ? Tidaklah begitu berbeda, kita saat ini dituntut untuk berkorban dan berjuang untuk belajar dan berusaha, guna mendapatkan hasil yang terbaik, serta kepatuhan kita terhadap peraturan yang berlaku, mematuhi untuk tidak mencontek misalnya.
Pengorbanan dan perjuangan kita untuk belajar dan menjadi lebih baik jangan sampai dikalahkan begitu saja oleh kegiatan yang mungkin kurang berguna di saat-saat ini. Main game, menonton film dan menyibukan diri di dunia maya dengan berbagai fasilitasnya seperti game online, chatting, dan lainnya memang menyenagkan. Akan tetapi akankah kita terlena oleh itu semua, lupakah kita dengan tujuan kita ada di sini, apakah nanti ketika kita lulus gelar yang kita inginkan adalah S.D. (Sarjana DotA), karena seringnya kita memaniknannya, atau S.A. (Sarjana Anime) karena seringnya kita menonton Naruto.
Jadikanlah semangat pengorbanan, kepatuhan dan perjuangan selalu ada dalam jiwa kita, Idul Adha tidak hanya di peringati dengan menyembelih hewan kurban saja, tapi bagaimana kita dapat menginternalisasi nilai-nilai yang ada di dalam peristiwa Idul Adha.

Jumat, 21 November 2008

Jalan Panjang Menuju G1

Visi : Menjadikan GAMAIS : “Satu Keluarga Menjadi Model Lembaga Dakwah Kampus Nasional Berbasis Pembinaan dan Kompetensi, Melingkupi Seluruh Sayap Dakwah Menuju Indonesia Islami”


Misi : Menjalankan Misi-misi GAMAIS ITB, Misi-misi GAMAIS ITB :
• Terbentuknya kader-kader sesuai profil gamais ITB melalui pembinaan yang tepat dan berkelanjutan serta pengokohan ukhwah untuk mendukung suksesnya dakwah di ITB
• Syiar dan pelayanan kampus yang mengakar dan menyentuh seluruh elemen kampus
• Menjadikan GAMAIS sebagai LDK yang Mandiri Finansial 2010 dan Pelayan Ekonomi Ummat 2013
• Membentuk mahasiswa ITB yang berprestasi, mencintai ilmu pengetahuan, dan berkontribusi nyata.
• Berbasiskan jaringan yang luas dan kuat, menjadikan GAMAIS ITB sebagai akselerator dakwah kampus Nasional serta inisiator dakwah kampus Internasional
• Menuju Muslimah ITB yang Berkepribadian Islami

Rabu, 19 November 2008

jika ingin mengadakan TAN

berikut ini sarang dari Maulana Abduh, panitia teknis acara TAN:

Teknis kalau mau mengadakan acara TAN
Jika ingin mengadakan TAN, ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab
1. Tempat acaranya dimana?
2. Mau kerjasama sama LPM gak? (menyangkut dengan pertanyaan satu)
3. Jumlah pesertanya berapa?
4. Dll
Acara TAN bisa dilakukan sendiri atau kerjasama
Jika ingin mengadakan acara sendiri, maka hanya dibutuhkan jaringan internet yang bisa connect ke skypea, ada handycam, proyektor dan layar. Kalau pakai cara ini, kita seperti chatting + suara dan gambar aja (kalau yang pernah pakai skypea pasti tahu). Cara ini belum di coba, jadi silahkan coba.
Kalau ingin mengadakan acaranya di ITB maka mau tidak mau harus melakukan kerjasama, baik dengan admin itb (cumi) atau dengan LPM.
Kerjasama dengan admin itb, sebenarnya hanya untuk minta IP address yang bebas firewall a.k.a bebas cumi. Perlu diketahui bahwa program skypea gak bisa diakses di dalam itb karena dicumiin. Jadi kalau dah dapet IP bebas firewall, acara TAN bisa dilakukan dimana saja (sepertinya). Kalau sudah bisa tembus dan bisa masuk skype, maka prosedurnya sama saja dengan jika melakukan mandiri.
Nah.. kalau mau kerjasama sama LPM, tidak perlu minta IP bebas firewall karena LPM menggunakan alat berbeda, polycom, yang bisa melakukan teleconference dengan beberapa Negara yang memang sering melakukan SOI. Polycom ini gak perlu setting-setting seperti skypea, tetapi bisa langsung pakai. Tapi masalahnya, LPM Cuma bisa menggunakan polycom dibeberapa spot saja, seperti di ruang TVST-B dan di sekitar gedung TVST, ruang LPM, dan katanya sih di CC Timur lantai bawah. Kalau di dalam ruang LPM, kapasitasnya sedikit, kalau di TVST-B seperti kuliah aja. Enaknya kalau kerjasama dengan LPM tidak perlu repot-repot mengurusi masalah jaringan, tapi biayanya juga memang terbilang lumayan. Kalau mau tahu lebih jauh kerjasama dengan LPM, langsung Tanya aja aja ke kantor LPM di TVST lantai 2.

Sabtu, 01 November 2008

the Good idea : Ta'lim Antar Negara

sebuah ide baru yang diuraikan dari kata-kata kepala GAMAIS ITB, Ridwansyah Yusuf Ahmad, : " dhes, kita go Internasional". akhirnya menghasilkan sebuah konsep kegiatan yang kami namai Ta'lim Antar Negara yang dilaksanakan pada tanggal 13 September 2008. kegiatan ini tidak pada dasarnya sangat simple, karena hanya sebuah ta'lim biasa, namun dengan sedikit terobosan teknologi, karena kami dari kampus teknologi ITB, kami menyulap ta'lim ini menjadi sebuah acara dengan skala internasional.

Kegiatan yang bekerja sama dengan Mahasiswa Muslim Indonesia yang bersekolah di Nangyang Teknologic University Singanpura dan International Students Forum ITB, ini menggunkan teknologi Internet sehingga ta'lim dapat diselenggarakan secara live dari dua tempat yang berjauhan ITB Indonesia dan NTU Singapura. kegiatan ini pun menyedot peserta hingga lebih dari 100 orang, yang pada awalnya hanya disiapakan untuk tidak lebih dari 100 orang, dan dihadiri pula oleh mahasiswa asal Malaysia.

Pengisi dari Ta'lim ini adalah Bapak Hermawan K. Dipojono, beliau menceritakan tentang kehidupan keislaman di luar negeri. Dari Singapura dan Malaysia mereka menceritakan nuasa keislaman disana, sehingga para peserta dari Indonesia merasa bersyukur dengan kondisi di sini. penyampaian dilakukan dengan berbagai bahasa, Indonesia, Melayu Mlaysia dan Inggris.

Ta'lim Antar Negara merupakan ide yang brilian, sebuah kegiatan biasa (ta'lim) diberi sedikit racikan ide yang "ajaib" sehingga dapat menjadi nilai tambah yang menjadikan beda dari ta'lim-ta;lim yang lain. semoga ide ini dapat memicu lahirnya ide-ide lain yang dapat semakin menambah ragam cara dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan keislaman.

Kamis, 28 Agustus 2008

Antara Aku, Ulat dan Kupu-kupu

Hari terus berganti; daun yang hijau lalu kuning dan mengering; bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan tua; ulat, kepompong, lalu kupu-kupu; di dunia ini tidak ada yang terus menerus seperti adanya, semua akan berubah kecuali perubahan itu sendiri. Tanpa kita sadari, kita dituntut untuk terus berubah, coba saja ingat kembali, dulu kita TK, SD, SMP, lalu SMA dan sekarang ITB. Dan jangan lupa juga perubahan itu kita usahakan, kita harus sekolah, belajar, mengikuti ujian dan akhirnya sampai sekaran ini banyak pengorbanan yang harus kita lakukan untuk berubah. Tidak hanya kita, cobalah lihat seekor kupu-kupu, apakah ia terlahir langsung dengan raga yang berwarna, indah, anggun dan menawan, tak sedikit para pujangga dan penyair menggunakan namanya untuk melukiskan keindahan sesuatu. Tentu kita tahu bersama, ia tidak dilahirkan langsung seperti apa yang kita tahu tantang kupu-kupu, kupu-kupu berasal dari seekor ulat kecil, berbulu, dan menjijikan, sampai-sampai jika kita melihatnya ingin rasa untuk menginjaknya. Lalu bagaimana si ulat yang menjijikan berubah menjadi sang kupu-kupu yang anggun nan menawan ? si ulat masuk membungkus dirinya dengan kepompong dan berdiam diri di dalamnya. Lama dan membutuhkan kesabaran, setelah memakan waktu yang tak sedikit, mulailah ia mencoba untuk keluar, sulit, tapi inilah ujian yang akan membuat sayapnya bersih dari lendir dan menjadikannya anggun nan menawan, butuh kerja keras, tapi inilah yang akan membuatnya terbang bebas menghampiri setiap bunga yang mekar di taman. Ya... semua itu butuh kesabaran, pengorbana, kerja keras, dan tekad untuk berubah. Tapi, akhirnya si ulat telah menjadi kupu-kupu, terbang bebas dengan keanggunannya menghampiri bunga-bunga dan merasakan indahnya dunia. Subhalaullah, inilah Metamorfosis.

Lalu bagaimana dengan kita, manusia, dapatkah kita berubah seperti ulat yang mendapatkan keanggunan dengan menjadi kupu-kupu. Jika kita sadari, sebenarnya kita sebagai umat Islam memiliki “kepompong” tersendiri yang Allah SWT anugrahkan kepada kita, RAMADHAN, itu adalah “kepompong” bagi kita untuk dapat menjadi “sang kupu-kupu”. Ramadhan tidak hanya Allah anugerahkan kepada kita satu kali dalam hidup kita, sebagaimana Allah menganugrahkan kepompong kepada ulat untuk menjadi kupu-kupu. Allah menganugrahkan kepada kita Ramadhan setiap tahun, namun sering kali manusia mengabaikan “fase metamorfosis” ini. Di bulan Ramadhan kita diwajibkan melakukan syaum (puasa) untuk melatih kesabaran, keikhlasan, jiwa dan raga kita, menjadikan salat tarawih sebagai salat malam kita agar kita lebih dekat dengan-Nya, adanya I’tikaf untuk meningkatkan totalitas kita pada Allah SWT, tidak lupa dengan malam seribu bulan di salah satu malamnya sebagai “kado terindah”, serta lipat ganda dari semua amalan-amalan kita. Dan ketika kita keluar dari “kepompong” Ramadhan, kita menjadi manusia yang insya Allah disucikan oleh Allah dari dosa. Sebuah metamorfosis yang lebih baik dari sekedar si ulat menjadi sang kupu-kupu, Ramadhan adalah sebuah fase metamorfosis dari kita sebagai hamba Allah agar menjadi lebih bertakwa sebagaimana terdapat dalam penggalan ayat berikut : ”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Al-Baqaah:183).

Jangan pernah melewatkan Ramadhan-mu dengan sia-sia, karena ulat pun tak ingin selamanya jadi ulat. Siapkan dirimu, buat target-target di bulan Ramadhan, siapkan jiwa dan raga mu. Ingatlah kita tak akan pernah tahu apakah kita akan bertemu dengan Ramadhan yang berikutnya, atau kita akan dapat menyelesaikan Ramadhan ini, bahkan apakah kita dapat menuntaskan hari ini. Ulat pun sangat menantikan kepompongnya untuk menjadi seekor kupu-kupu, lalu bagaimana dengan kita dan Ramadhan ? UBAH DIRIMU DENGAN RAMADHAN.

Kamis, 21 Agustus 2008

Mahasiswa Mengubah Bangsa

Bisakan Mahasiswa mengubah bangsa ? maka jika anda sebagai seorang mahasiswa, Anda harus mengatakan dengan lantang dan tegas : “BISA”. Hampir semua peristiwa yang mengubah bangsa Indonesia dilakoni oleh mahasiswa/pemuda. Ingat kembai 1908, Boedi Oetomo, mengubah Indonesia yang bodoh menjadi pandai. 1928, sumpah pemuda, mengubah perjuangan bangsa Indonesia dari perjuangan yang bersifat kedaerahan menjadi perjuangan yang bersatu dan terarah. 1945, proklamasi, apalah jadinya jika kalangan pemuda waktu itu tidak mendesak para Proklamator, Soekarno dan Hatta, untuk segera menyatakan merdeka, pemuda mengubah kemerdekaan Indonesia dari yang awalnya direncanakan oleh penjajah menjadi perebutan kemerdekaan yang membanggakan. 1966, mahasiswa mengubah bangsa dengan menghancurkan orde baru. 1998, Reformasi, mahasiswa mengubah bangsa dengan menghancurkan orde baru.
Lalu inilah saatnya kita, mahasiswa, mengubah bangsa......

Mahasiswa/pemuda dengan tiga perannya yaitu cadangan masa depan, agen peubah dan penjaga moral dapat melakukan banyak hal, tidak hanya duduk di ruang kelas dan mengisi lembaran soal ujian. Mahasiswa dapat mengoptimalkan fungsi perguruan tinggi, pengabdian pada masyarakat, dengan langsung terjun ke masyarakat, bersosialisasi dan bersama-sama masyarakat mengubah bangsa. Belajar dan riset dengan sungguh-sungguh dan menerapkan ilmunya untuk mengubah dunia, tanpa harus menunggu lulus dan meninggalkan nama mahasiswanya.

Dengan kemampuan seperti itu, mahasiswa pasti dapat melakukan lebih dari sekedar mengkritisi kebijakan, akan tetapi memberikan solusi bagi masalah yang dialami oleh bangsa ini. Diawali dengan langsung terjun ke masyarakat ketika masih kuliah, dan mencoba mengubah masyarakat dari bawah, mengedukasi masyarakat agar dapat menjadi lebih baik dan menyadarkan bahwa bangsa ini harus berubah. Setelah lulus dan masuk kewilayah pengambil kebijakan, jaga idealisme agar tetap memperjuangkan rakyat, rubah bangsa dengan kebijakan.

Ingat dunia selalu berputar dan perubahan tidak akan pernah berhenti, jika mahasiswa sudah malas untuk berubah menjadi lebih baik, jangan harap mengubah bangsa. Ubahlah mulai dari diri sendiri, lalu sekitar maka bangsa ini akan berubah.

Sebuah Jalan Menuju Kepemimpinan Islam

Kepemimpinan islam atau yang biasa juga dikenal sebagai Khilafah Islam, merupakan sebuah cita-cita yang harus dimiliki oleh semua umat islam. Namun cita-cita ini tentunya akan lebih baik jika dapat diwuudkan dengan cara-cara yang baik sebagaimana dicontohkan oleh Rasulallah SAW beberapa abad yang lalu. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya mewujudkan kepemimpinan Islam ?

Dalam mewujudkan kepemimpinan Islam di Indonesia akan sangat sulit dilakukan jika harus merubah ideologi Pancasila yang ada pada saat ini dengan Ideologi Islam secara cepat dan memaksa -walaupun ideologi Pancasila sendiri sebenarnya turunan dari ideologi islam-. Karena Indonesia merupakan negara yang berdaulat sehingga jika ingin melakukan hal terseut harus dilakuakan kudeta / perlawanan terhadap negara seperti yang dilakukan oleh teman-teman dari Negara Islam Indonesia beberapa dekade yang lalu. Kudeta ini akan mengakibatkan penderitaan bagi rakyat dan kerugian bagi semua pihak tentunya.

Akan tetapi, itu bukanlah sebuah alasan agar kepemimpinan islam tidak ditegakkan, penegakan kepemimpinan islam dapat dimualai secara bertahap dan berkesinambungan. Serta perwujudan kepemimpinan islam di Indonesia tidak harus dalam bentuk sebuah negara, sehingga mengakibatkan konfrontasi dengan negara yang sudah ada. Bentuk kepemimpinan islam bisa saja diwujudkan dengan bentuk masyarakat yang mengamalakan dan mematuhi hukum-hukum dan aturan islam secara menyeluruh.

Kepemimpinan islam dengan wujud masyarakatnya yang Islami akan lebih mungkin untuk dikembangkan di Indonesia dan mudah untuk ditiru dinegara-negara lainnya. Karena tidak akan ada konfrontasi dengan pihak institusi pemerintahan dan hal ini pun dilindungi oleh hak asasi manusia yang menjamin kebebasan beragama. Bentuk kepemimpinan seperti ini harus diawali oleh bagian terkecil dari sebuah masyarakat, yaitu manusia itu sendiri secara pribadi. Jika sudah tercipta individu-individu yang memiliki kepemimpinan islam maka dengan suatu ikatan perkawinan antar individu tersebut (laki-laki dan perempuan) maka akan tercipta keluarga yang berkepemimpinan islam, dan selanjutnya akan tercipta masyarakat yang islami, dan pada tingkatan yang lebih tinggi lagi akan lahir sebuah negara yang masyarakatnya memegang teguh kepemimpinan islam.

Itulah kepemimpinan islam, dibangun dengan cara-cara yang ma’ruf (benar) dan dapat menjadi rahmat bagi semesta alam. Memang untuk mewujudkan hal itu tidaklah mudah, penuh rintangan dan tantangan tapi yakinlah jika kita memulai itu dari sekarang kita akan menjadi anak tangga menuju kepemimpinan islam dimasa yang akan datang.

Kamis, 06 Maret 2008

Jangan Cuma Baru Bisa Mimpi

Surat Faathiir ayat : 39 =
Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah (pemimpin-pemimpin) di muka bumi. Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.

Pada dasarnya kita semua adalah peminpin bagi diri kita sendiri dan bahkan orang lain namun pada kenyataannya kita belum pantas untuk dikatakan sebagai seorang pemimpin, seringkali kita lebih tepat dikatakan sebagai seorang pemimpi (gak pake ‘N’ di akhirnya). Walaupun tidak jauh berbeda dalam susunan hurufnya tapi itu sangat berpengaruh. Kata pemimpin jika dihilangkan huruf ‘N’ diakhirnya maka akan menjadi pemimpi, dan memang banyak orang yang berkata kalo pemimpin itu seorang pemimpi yang diakhiri dengan ‘N’ atau menurut saya lebih tepatnya ‘eNd’ yaitu seorang yang punya banyak mimpi dan diakhiri dengan sebuah tindakan untuk mewujudkan mimpi-mimpinya itu, tidak hanya terus-menerus bermimpi.

Masih ingat dengan Captain Tsubasa (itu loh film kartu tentang sepak bola Jepang) Tsubasa memiliki mimpi ingin mengantarkan Jepang menjadi juara sepak bola dunia, dan ia tidak hanya menjadikan itu sebagai sebuah impian belaka tapi langsung berusaha keras dengan terus berlatih sepak bola, pergi ke Brazil untuk bergabung dengan tim di sana, lalu pergi ke Spanyol untuk bergabung dengan timnya Santana dan akhirnya Jepang melangkah ke Piala Dunia (jadi inget lagi ya....). yap, makanya Tsubasa bisa disebut sebagai pemimpin Tim Jepang di Piala Dunia (inget ini Cuma di Film). Lalu bagaimana dengan kita ? kita harus mulai menyusun mimpi-mimpi kita, contohnya saja secara umum jika sekarang umur kita 18 tahun dan sedang kuliah di tingkat pertama kita coba untuk bermimpi bahwa kita ingin lulus pada umur 22 tahun dengan Cumlaude, lalu langsung bekerja di sebuah perusahaan terkenal, memiliki 5 anak yang soleh/solehah di usia 32, menjadi Presiden Direktur di usia 35, memiliki beberapa perusahaan pribadi di usia 40, dan lainya sampai ketika Allah mengadili kita di Akhirat nanti, kita masuk surga (amin....). nah maka jika kita seorang pemimpin (pake ‘N’ loh) kita akan langsung belajar dengan rajin dan tekun untuk mendapatkan “cumlaude”, mencari calon suami/istri yang soleh/solehah agar anak kita juga soleh/solehah (dimana nyarinya ya...), ikut organisasi biar dapat bekerja dengan baik dan menjadi Direktur, mulai berbisnis untuk mendirikan perusahaan pribadi dan lainnya hingga mulai bertobat dan melakukan hal-hal baik menurut Allah agar kita masuk surga (amin). Tapi jika kita seorang pemimpi (inget gak pake ‘N’) kita hanya akan diam saja mengikuti kemana angin berhembus dan air mengalir (cieee...), duduk di depan komputer saja menjadi Ph. D. Pahlawan Dota (game komputer itu loh...) atau tidur saja melanjutkan mimpi-mimpi yang tidak akan menjadi kenyataan.


Nah, sekarang saatnya kamu memilih ingin menjadi pemimpiN atau Pemimpi saja. Karena hanya kamulah yang bisa menentukan jalan hidup kamu, ingin selamnya menjadi pemimpi atau kamu ingin mengubah dunia, setidaknya duniamu (kebiasaan) dulu, dengan menjadi seorang pemimpin, dan awali dengan bermimpi. Oya, untuk jadi pemimpin gak harus ikutan pemilu loh....tapi yang pasti kalo ada pemilu pilih pemimpin yang mimpinya indah (maksudnya visinya bagus).

Dan terakhir sekaligus mengulang judul di atas
Jangan Cuma Baru Bisa Mimpi.....
mari menjadi Pemimpin

Senin, 25 Februari 2008

ROY

“...sekian berita kali ini, terima kasih dan sampai jumpa” akhirnya berita malam telah selesai, dan Roy meraih remote TV yang berada di atas meja belajarnya dan langsung menekan tombol Off.
Jarum jam dinding telah munjukan pukul satu malam, namun Roy belum juga bisa tertidur. “kenapa ya.. di negeri yang makmur ini masih saja ada saja koruptor ?” Roy terus memikirkan berita yang telah ia dengar tadi, berita tentang adanya indikasi bahwa beberapa anggota DPR RI menerima uang hasil korupsi dari salah seorang pejabat tinggi negeri ini.
Sebelum tidur, Roy berkata di dalam hatinya “aku harus mengingatkan mereka, mereka tidak layak berada di Senayan, mereka lebih layak untuk berada di penjara” tekadnya kuat.

***

Sayup-sayup terdengar azan subuh, namun Roy masih terlentang di tempat tidurnya. Dengan sekuat tenaga ia berusaha bangkit dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan bersiap berangkat ke masjid. Seusai solat ia bertemu dengan Aji, sahabatnya sejak SMA, dan mereka pun mulai berbincang.
“Ji, kamu tahu nggak ? ternyata para wakil rakyat kita di DPR sana terlibat kasus korupsi untuk kesekian kalinya” tanya Roy serius.
“iya aku tahu, kita nggak bisa diam aja, kita harus bergerak” timpal Aji dengan cepat.
“oke, kalo gitu gimana kalo Senin depan kita aksi ?” Roy mengulurkan tangan, dan Aji pun menyambutnya tanda setuju.

***

Paginya di sebuah ruang kuliah yang sudah terisi penuh dan seorang dosen berdiri di depan kelas sambil menyebutkan beberapa nama untuk mengabsen..
“Aji Suherman,” absen dosen. Dan Aji pun mengankat tangannya.
“Roy Soediningrat....,”
“Roy Soediningrat, ada ?” teriak dosen kedua kalinya. Dan Aji langsung membangunkan Roy, “ya...pak, saya di sini” Roy menyahut sambil mengangkat tangannya.
“eh, kalo di kelas jangan tidur dong” Aji mengingatkan.
“namanya juga aktifis” timpal Roy dengan mudahnya, Roy merupakan salah satu aktifis mahasiswa di ITB, dia calon kuat untuk menjadi Presiden Mahasiswa tahun ini. “ji, nanti siang temani aku ketemu sama beberapa orang untuk persiapan aksi besok? oya aku juga udah sms Presiden Mahasiswa kita, katanya oke, tapi dia nggak bisa ikut dia masih di Jakarta menghadiri undangan dari mentri”
“oke deh...tapi kamu jangan tidur waktu kulaih lagi ya !” timpal Aji.

***

Di sebuah kantin terdapat beberapa orang duduk mengelilingi sebuah meja berbentuk persegi panjang. Di sana terlihat Roy, Aji dan beberapa teman aktifis mahasiswa lainnya. Roy berdiri dan terlihat sedang berbicar kepada semua yang hadir di sana. “kita harus tahu, negeri kita ini sebenarnya negeri yang sangat kaya, negeri yang memiliki banyak kekayaan sumber daya alam, minyak bumi, tembaga, emas, bahkan uranium sekalipun kita punya. Tapi coba kita saksikan bersama tidak sedikit pula saudara-saudara kita rakyat Indonesia sebangsa dan setanah air yang menderita kelaparan, para pekerja yang terkena PHK, anak-anak kecil yang kekurangan gizi, bahan pokok yang terus-menerus semakin mahal,” sesekali Roy memainkan tangannya, layaknya bung Karno ketika berorasi. “sebenarnya ke mana para wakil rakyat kita? mereka seharusnya memperjuangkan nasib kita, rakyat Indonesia. Tapi teman-teman semua, tadi malam saya dan mungkin teman-teman yang lainya menyaksikan berita yang menyatakan beberapa anggota DPR kita menerima uang hasil korupsi. Mau dikemanakan moral bangsa ini ????” Roy meninggikan kalimat yang terakhirnya itu. “maka dari itu saya mengusulkan agar kita menggelar aksi untuk mengingatkan para anggota dewan itu serta mendesak pemerintah dan KPK agar segera memproses kasus tersebut.”
“maksudmu kita demonstrasi turun ke jalan ?” tanya Ari, salah seorang perwakilan dari senat mahasiswa.
“ya, betul” jawab Roy dengan semangat. “Kita akan kita akan aksi turun ke jalan, bagaimana yang lain setuju ?” tambahnya.
“setuju....”
“ya, kami setuju”
“benar kata Roy, kita harus beraksi” semua orang yang ada di tempat itu langsung setuju. Dan mereka langsung membagi-bagi tugas untuk mengumpulkan masa, memberitahu ke Polisi, menyiapakan atribut aksi dan membuat opini publik di kampus agar semakin banyak masa yang datang. Setelah itu mereka semua berpisah untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah disepakati.
“ji, kamu mau pulang bareng nggak ? hari ini aku bawa mobil.” Ajak Roy.
“hmm.... aku ada janji mentoring bareng Ari setelah duhur, kamu pulang aja dulu” jawab Aji menolak.
“oke, kalo gitu aku solat di masjid dekat kosanku. Duluan ya...” timpal Roy.
Dan Roy berjalan menuju tempat parkir untuk menuju mobilnya sedangkan Aji dan Ari menuju masjid. Di perjalanan Ari dan Aji sempat berbincang-bincang.
“ji, kelihatannya Roy senang sekali demonstrasi ya ? sejak ia aktif bergabung bersama kita, sudah lima kali ia mengusulkan untuk demonstrasi. Mulai dari demonstrasi masalah sampah sampai masalah Palestina” tanya Ari.
“iya, dari SMA ia memang seperti itu, wajar saja, ayahnya Suprapto Soediningrat adalah aktifis yang ikut menggulingkan rezim Soekarno sekarang ia anggota DPR yang dinilai jujur dan bersih, kakaknya, Roni Soediningrat, aktifis yang juga ikut dalam menggulingkan rezim Soeharto” jawab Aji menjelaskan latar belakang keluarga Roy.
“oh begitu, pantas saja. Keluarga aktifis ternyata” Ari berkata dengan nada memaklumi.
“ah sudahlah, nggak enak terus ngomongin orang, dosa tahu” nasihat Aji.

***

Hari Minggu, satu hari menjelang aksi, di sekretariat Keluarga Mahasiswa ITB, para aktifis mahasiswa sedang sibuk mempersiapkan perlengkapan untuk aksi hari Senin. Terdengar dari siaran berita TV nasional.
“...pemirsa, KPK akan mengumumkan nama-nama para tersangka penerima uang hasil korupsi.....”
para aktifis langsung diam
“....pada hari Senin pukul 10.00 di kantor KPK. Sekian berita kali ini terima kasih dan sampai jumpa”
“teman-teman...” sambil menepuk tangannya Roy meminta perhatian. “bagaimana kalo kita sekalian umumkan nama-nama para anggota dewan yang menerima uang hasil korupsi itu ?” Roy menjelaskan.
“ya boleh, itu ide bagus” sambut Nia dengan mantap
“Nia, kalo gitu kamu yang nanti mencatat nama-nama para koruptur itu ya ? dan kau Ari, jangan lupa untuk memasukan ke konsep aksi besok, nanti malam kita briefing lagi” Roy menjelaskan perintah-perintahnya, dan mereka semua mengangguk tanda setuju.
“sorry Roy, aku dan Rudi ada kebaktian di gereja, aku izin dulu ya ?” sela Cris
“oke, tapi surat pemberitahuan ke Polisi sudah disampaikan ?” timpal Roy
“sudah, kemarin kami sudah sampaikan” jawab Rudi
“kalo gitu terima kasih ya, hati-hati di jalan” Roy melambaikan tangannya. Di ruangan itu semua bekerja dengan keras untuk menyiapkan aksi besok dan Roy sangat bersemangat menjadi komandan dalam aksi itu.

***

Senin pagi, sekitar seribu mahasiswa ITB dengan jaket almamater kebanggannya telah berkumpul di depan gerbang ganesha, gerbang utama ITB, menyebabkan jalan Ganesha terpaksa ditutup untuk sementara, ratusan anggota dari kepolisian bersiaga dengan peralatan lengkap bahkan satu kompi anggota Brimob telah hadir untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan. Tidak ketinggalan beberapa wartawan media cetak dan elektronik berlomba-lomba mengambil gambar di tengah-tengah mahasiswa. Suasana sangat gaduh, dengan diacung-acungkan beberapa poster dan spaduk berisikan desakan kepada pemerintah dan KPK untuk segera menghukum para koruptor serta cacian dan makian kepada para anggota DPR, diiringi teriakan dari para mahasiswa dan lagu dari Iwan Fals tentang wakil rakyat yang keluar dari sumber suara yang diangkut oleh sebuah mobil Pick Up. Namun, tiba-tiba saja kegaduhan berhenti. Seorang mahasiswa berdiri di atas mobil Pick Up, itulah Roy.
“saudara-saudara mahasiswa sebangsa dan setanah air, kita di sini berdiri bersama bukan tanpa tujuan, kita juga bukan jasad-jasad yang hanya mengikuti mayoritas, tapi kita di sini untuk satu tujuan, tujuan yang mulia, yaitu meminta agar keadilan segera ditegakan dan untuk Indonesia yang lebih baik” suara Roy terdengar lantang dengan penekanan dibeberapa kata. Dan Roy melanjutkan dengan sebauh teriakan.
“Salam Ganesha.........mulai.”
“Salam Ganesha, Bakti Kami Untukmu Tuhan, Bangsa dan Almamater, MERDEKA....!!!” teriak seribu mahasiswa dengan kompak menyambut teriaka Roy, sehingga terdengar menggema di angkasa.
Dan setelah itu lautan hijau, para mahasiswa ITB, mulai bergerak menuju Gedung Sate untuk menyampaikan aspirasinya. Sepanjang jalan para mahasiswa berteriak menuntut agar para anggota dewan yang terlibat kasus dana korupsi agar segera di hukum, dan mereka juga mengingatkan pemerintah dan KPK agar tidak tebang pilih. Para anggota polisi sibuk mengatur jalan Ir. H. Djuanda agar kemacetan tidak meluas. Para wartawan mengarahkan kamera mereka ke arah para mahasiswa yang sedang berdemonstrasi.
Sesampainya di Gedung Sate mereka disambut oleh kawat berduri dan barikade polisi di depan pagar Gedung Sate sehingga mereka tidak dapat mendekati pagar gedung tersebut. Dan mereka memposisikan diri tepat ditengah jalan depan gedung tersebut sehingga jalan Dipenogoro harus ditutup. Secara bergantian beberapa orang dari perwakilan mahasiswa naik ke atas mobil Pick Up untuk berorasi dan menungtut keadilan agar ditegakan. Para mahasiswa yang lainnya menyambut dengan beberapa teriakan merespon para orator dan mengacung-ngacungkan poster dan sepanduk mereka. Sampai pada akhirnya giliran Roy kembali berorasi.
“....saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, dengarlah... koruptor tidak layak untuk mewakili kita, koruptor tidak layak menjadi wakil rakyat karena rakyat kita bukanlah koruptor, koruptor tidak layak berada di gedung DPR karena koruptor itu maling, dan maling itu tempatnya di penjara....” Roy menyakinkan seribu mahasiswa dengan gerakan tangan, mimik muka dan pastinya karisma yang ia miliki.
Dan Roy kembali berteriak. “koruptor....”
“maling....” teriak ribuan mahasiswa lain
“maling.....” balas Roy
“Penjara.....” teriak mahasiswa lainnya. Dan Roy mengulanginya untuk beberapa kali sampai Roy terdiam sejenak dan mahasiswa lainya ikut diam.
Dan tiba-tiba Roy kembali memecahkan kesunyian yang ia buat.
“Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, aku akan menyebutkan nama koruptor-koruptor itu dan dan kalian harus berteriak ‘maling harus dipenjara’ ” Roy menerima secarcik kertas dari Nia yang baru saja tiba setelah menyaksikan berita di TV untuk mencatat delapan nama anggota DPR tersangka korupsi. Roy menyebutkan satu persatu nama para koruptor dan mahasiswa lain menyambutnya dengan teriakan “maling harus dipenjara” teriakan mereka terdengar semangat dan menuntut. Sampai pada nama yang kedelapan Roy hanya terdiam dan mematung, Roy malah tertunduk dan mahasiswa yang lain menjadi bingung.
Nia berteriak “Roy, satu lagi... ayo sebutkan”
Roy mengangkat kepalanya menghadapkan mukanya pada matahari dan menarik nafasnya dalam-dalam.
Ia mencoba untuk berteriak menyebutkan nama koruptor yang terakhir.
“Suprapto Soediningrat....” teriak Roy, yang lebih terdengar seperti sebuah tangisan.
“maling harus dipenjara...” teriak mahasiswa lainnya.
Namun Aji malah berbicara dalam hatinya “Apa Suprapto Soediningrat, itukan ayah dari Roy ?” Setelah itu Roy langsung turun dari mobil Pick Up dengan lemas dan Aji langsung menyambutnya dengan sebuah pelukan hangat sedangkan mahasiswa lainnya melanjutkan aksi mereka dengan bernyanyi.

mentari menyala di sini
di sini di dalam hatiku
gemuruhnya sampai di sini
di sini di urat darahku
meskipun tembok yang tinggi mengurungku
berlapis pagar duri sekitarku
tak satupun sanggup menghalangiku
menyala di dalam hatiku
hari ini hari milikku
juga esok masih terbentang
dan mentari kan tetap menyala
disini di urat darahku
-mentari-
Iwan Abdulrahman

Sabtu, 02 Februari 2008

berdakwah di ITB

Institut Teknologi Bandung merupakan sebuah institusi pendidikan yang menghasilkan banyak sekali pemimpin di berbagai bidang, misalnya pemerintahan, perusahaan, dan organisasi. Maka dari itu pendidikan di ITB perlu sekali diperhatikan, tidak hanya pendidikan formal yang berupa mata kuliah-mata kuliah yang sesuai dengan program studi yang diambil oleh mahasiswa yang belajar di ITB, tapi juga pendidikan lain yang dapat mempengaruhi kebijakan yang akan diambil oleh mahsiswa tersebut kelak ketika telah menempati posisi-posisi yang sangat penting di bidang yang telah disebutkan. Salah satu dari pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan agama dan etika. Minimnya jumlah SKS yang diberikan oleh ITB untuk mata kuliah agama dan etika Islam secara tidak langsung akan sangat berpengaruh pada pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh mahasiswa ITB ketika telah menempati posisi-posis pengambil kebijakan. Oleh karena itu, penyampaian pesan dan pendidikan agama dan etika tidak cukup dilakukan dalam sebuah kelas mata kuliah agama dan etika, tapi juga harus disampaikan oleh siapapun, kapanpun dan di manapun, yang dalam pandangan Islam disebut sebagai kegiatan dakwah.
Menurut penulis tujuan dari dakwah di ITB pada saat ini tentunya tidak untuk menjadikan semua mahasiswanya ahli di bidang agama (ahli fiqih, ahli hadist dan lainya). Melainkan cukup dengan semua mahasiswa lulusan ITB dapat berafiliasi dengan Islam secara baik dan benar, serta memahami bahwa dirinya seorang muslim yang diciptakan di dunia ini untuk beribadah kepada Allah seperti yang tertulis dalam surat Adz Dzariat ayat 56 yang berbunyi : ”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. Sehingga nantinya ketika para lulusan ITB telah menjadi pembuat kebijakan mereka akan meyertakan pertimbangan nilai-nilai Islam dalam membuat kebijakannya.
Dakwah di ITB, khususnya dakwah Islam, tidak hanya menjadi kewajiban dosen agama Islam saja, tapi merupakan kewajiban dari semua civitas akademika ITB sebaimana tersebut dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi : ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” Berdakwah tidak hanya dilakukan di dalam kelas mata kuliah agama, dan dalam acara-acara keagamaa, tapi berdakwah dapat dilakukan dengan memberikan contoh yang baik, kelas mata kuliah selain agama, acara-acara yang bersifat umum seperti seminar, diskusi, out bound, olah raga dan mentoring. Kegiatan dakwah di ITB baik yang langsung terlihat sebagai kegiatan Islam maupun kegiatan umum sudah banyak dilakukan oleh berbagai pihak, contohnya oleh masing-masing individu yang memahami pentingnya arti dakwah dengan cara dakwah personal atau disebut juga da’wah fardiah, unit kegiatan mahasiswa seperti GAMAIS yang merupakan unit keagaman Islam dan HATI yang merupakan unit kajian idiologi Islam dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh kedua unit tersebut, dan oleh dosen yang ada kalanya, walaupun sedikit sekali, memberikan pemahaman tentang agama Islam yang dikaitkan dengan mata kuliah yang beliau berikan.
Dakwah di ITB tentunya tidak mudah, banyak tantangan yang akan dihadapi. Tantangan yang dihadapi dapat bervariasi. Misalnya saja, tantangan yang akan dihadapi oleh individu yang mencoba untuk melakukan da’wah fardiah bisa datang dari dalam diri sendiri berupa kejenuhan atau sikap tidak istiqomah ketika objek dakwahnya sulit sekali mendapat hidayah dari Allah sang pemberi hidayah, atau bisa saja tantangan datang dari luar diri orang yang melakukan dakwah fardiah yaitu berupa penolakan terhadap ajakan dakwah yang dilakuakan oelh objek dakwah karena kurang pandai dan jeli dalam melakukan dakwah fardiah. Selain tantangan yang dihadapai oleh individu, unik kegiatan mahasiswa yang melakukan kegiatan dakwahnya sering juga mendapatkan tantangan yang tidak kalah berat, biasanya berupa kekurangan dana dan sikap apatis dari massa objek dakwah sehingga acara yang dibuat dihadiri oleh sedikit orang dan pesan dakwah sulit tersampaikan kepada objek dakwah. Namun, dengan banyaknya tantangan dakwah ini tentunya tidak boleh membuat diri kita menjadi menyerah, tetapi kita harus menikmatinya sebagai romantisme dakwah.
Selain tantangan dakwah, di ITB pun memiliki banyak kemudahan dalam berdakwah jika dibandingkan dengan dakwah di kampus-kampus lain, terutama kampus-kampus di luar Jawa. Kemudahan-kemudahan yang didapat antara lain berupa fasilitas komunikasi yang dimiliki oleh hampir semua mahasiswa (subjek dan objek dakwah), alat transportasi yang cukup banyak dimiliki oleh para mahasiswa, serta akses informasi yang melimpah bisa kita dapatkan di sini (radio, televisi, dan internet). Kemudahan-kemudahan itu hendaknya dapat kita optimalkan untuk kepentingan dakwah. Sesuai denga firman Allah dalam surat Al Hujurat ayat 15 yang berbunyi : ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar”.

”Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (TQS Fushshilat ayat 33).

Sebuah Impian : ITB (islamic Technologi Boarding school)

ITB ganti nama ? jangan salah sangka dulu, judul di atas bukanlah kepanjangan ITB yang sebenarnya, ITB tetaplah Institut Teknologi Bandung. Judul diatas hanyalah sebuah impian dari seseorang yang sedang menuntut ilmu di kampus gajah Ganesha tersebut, yaitu aku sendiri. Bayangkan jika ITB dapat dianggap menjadi seperti judul di atas dan semua mahasiswa ITB seperti belajar di sebuah boarding school yang berlandaskan islam dan teknologi, why not ? Ahli Fisika paham fiqih, jago computer hafal Al-Quran, pinter bisnis tahu syariah Subhanaullah. Kalau semua sarjana ITB atau perguruan tinggi lain seperti itu pasti Indonesia akan cepat maju.

Tapi kenapa harus Boarding school ? ya sebenarnya apa pun modelnya boleh, mau diganti pesantren juga oke, tapi biar pas sama huruf “B” maka dipilihlah Boarding scholl. Seperti kita tahu, di pesantren atau boarding school itu lebih teratur dan adanya tambahan pendidikan islam (boarding school yang islami). Jadi dengan mengatur pola hidup dan penambahan pemahaman islam pada pola hidup kita (mahasiswa) yang kadang berantakan, akan menjadikan kita Sarjana Super.

Pagi-pagi, lebih tepatnya dini hari sekitar pukul 03.00 Sarjana Super sudah mulai bangun dan bersiap Qiyamullail dengan tidak lupa membangunkan teman se-kost, kontrakan maupun asrama. Setelah itu menghafal Al-Quran hingga pukul 04.00 pagi dilanjutkan belajar materi kuliah hari ini sampai azan Subuh berkumandang. Ketika Subuh telah tiba Sarjana Super bersama-sama solat subuh berjamaah di masjid (khusus untuk laki-laki) dilanjutkan tilawah beberapa halaman (rutin sehabis solat) agar dapat mencapai satu hari satu juz tidak lupa dzikir pagi, dan bersiap kuliah untuk Sarjana Super yang kuliah pagi.

Di sela-sela kuliah tidak lupa melaksanakan salat duha di musola kampus dan melanjutkan kuliah kembali. Setelah kulaih selesai, makan siang, istirahat dan tentunya salat Dzuhur berjamaah, Sarjana Super dengan tersenyum melanjutkan aktivitasnya kini giliran pengetahuan agama yang diasah, baik dengan mentoring, halaqoh, liqo atau apa pun hingga azan asar berkumandang. Selanjutnya setelah solat asar sang Sarjana Super kini beralih di Unit Kegiatan Mahasiswa untuk mengasah soft skill dalam berorganisasi sekaligus berda’wah dengan berbagai cara ataupun mengerjaka beberapa tugas kulaih. Setelah urusan organisasi selesai, pulang istirahat sejenak atau pun membersihkan diri karna telah beraktivitas seharian.

Sehabis solat magrib berjamaah (karna berjamaah sangat penting terutama bagi laki-laki) sedikit bercengkrama dengan teman se-kost, kontarakan ataupun asrama berbagi pengalaman sehari ini diiringi dengan beberapa tausyah tentu akan sangat menyenangkan sambil menunggu waktu Isya tiba. Dan setelah Sarjana Super solat Isya, mulailah belajar mengulang kembali semua pelajaran yang didapat baik pelajaran kuliah, mentoring maupun pelajaran hidup berupa pengalaman yang baru saja terjadi hingga tidak terlalu larut malam karna esok kan datang.

Ya itulah satu dari banyak sistem pola hidup yang bias kita gunakan agar kita bias menjadi Sarjana Super yang tidak hanya hebat menurut manusia tapi juga hebat menurut Allah. Jangan lupa dimana pun kita belajar, dengan latar belakng apa pun pendidikan kita, kita tetap bias menjadi seorang muslim yang sebenarnya. Allahu akbar……….




Penulis :
Ardhesa Fikriana Suhilman, Kepala Departemen Humas Eksternal Kampus GAMAIS
NB: tolong diperbaiki jika ada kesalahan dalam penulisan.