Laman

Sabtu, 09 Mei 2009

pengalaman di tanah Minang (part 2)

perjalanan ke bukit tinggi

Apa yang dilakukan di Bukit Tinggi....
selama 3 hari kami mengisi acara Training Manajemen Dakwah Kampus dan simposium kaderisasi, materi yang kami berikan lebih bersifat manajemen dan berdasarkan pengalaman. sekalian berbagi ilmu dan pengalaman tentunya. tidak hanya dari kami untuk para peserta, tetapi juga kami mendapatkan umpan balik dari mereka, kami menjadi tahu tentang kegiatan dakwah di kampus-kampus se Sumatera Barat, dan ternyata di sana tidak kala kreatif dengan LDK-LDK di Jawa. materi yang kami sampaikan berupa Manhaj Dakwah kampus, Syiar, keuangan, kesekretarisan, found rising dan proposal.
materi memang hanya yang tadi saya sebutkan, tetapi antusiasme para peserta dalam menggali ilmu sangat dahsyat, sering kali kami melanjutkan dengan 'bincang malam', para peserta langsung datang pada kami dan hingga larut malam, bahkan Adi sempat sampai pagi, capek memang, tapi tidak bisa mengalahkan rasa senang akan berbagi pengalaman.
walaupun hanya beberapa hari di bukittinggi, ternyata saya mulai terbiasa, banyak kebiasaan yang tadinya tidak saya lakukan namun harus saya lakukan, misalnya makan pakai tangan (nggak pake sendok), makan makanan ala rumah makan padang, sarapan pagi hanya dengan bubur kacang. dan yang belum bisa saya beradaptasi ialah menggunakan bahasa minang. jadi serasa terasing gitu...

minggu pagi, bergegas pulang kembali ke Tanah Priangan. eit, namun sebelum itu kami mampir dulu ke Padang Panjang, kota kelahiran Adi Putra. di sana kami mampir ke SMA N 1 Padang Panjang Boarding School, tempat Adi menamatkan SMA tentunya. Dan saat-saat yang ditunggu-tunggu oleh Adi, yaitu bertemu dengan keluarga tercinta, walupun memang kami tidak sempat ke Rumah Adi, jadi kami hanya bertemu dengan Ayah dan 2 orang adik perempuan Adi, selain itu kamipun mengunjungi guru Adi waktu SMA. ya... pertemuan keluarga yang mengharukan 2 tahun terpisah hanya bertemu 2 jam saja. (sabar ya Adi....)
selanjutnya menuju BIM, tiba di BIM kami tidak langsung cek in, menunggu teman dari UNAND yang membelikan kami tiket pulang. di jadwal kami rencananya akan take off jam 18.45, tapi ternyata delay hampir 3 jam, jadi kami baru berangkat jam 21.00. menunggu memang membosankan, tapi dengan kompensasi yang diberikan oleh Sriwijaya Air, yaitu makan malam gratis, membuat kami danpenumpang lain tidak terlalu emosi,, dan yang menjadikan proses menunggu tidak terlalu terasa ialah adanya fasilitas WiFi gratis di bandara. sehingga menjadikan kami terbang dulu ke dunia maya.
setelah melalui perjalan panjang Padang Jakarta dan Jakarta Bandung (dengan bus pemadu moda Primajasa). akhirnya senin dini hari kami tiba di Bandung, Alhamdulillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar