Laman

Sabtu, 09 Mei 2009

Setelah terlahir, Ini awal dari GAMAIS ITB [BIOGRAFY of GAMAIS ITB]

Pada waktu itu, peran mahasiswa yang berideologi islam di kampus dalam berbagai bidang sangatlah lemah. Hal ini terlihat dari sedikitnya mahasiswa Islam yang meraih prestasi gemilang di bidang akademik. Selain itu, program Normalisasi Kegiatan Kampus sedang digalakan sehingga mempersulit gerak GAMAIS ITB di kampus. Para mahasiswa yang berideoligi islam sendiri, saat itu banyak yang tidak menyukai beberapa kegiatan yang dianggap tidak sesuai untuk dilakukan. Sebagai contoh, kebanyakan pengurus awal GAMAIS ITB tidak mengikuti kegiatan OS di jurusan masing-masing dan menentang kegiatan malam Iota Tahu Beta (semacam acara malam kesenian) yang sering diakhiri oleh aksi pelemparan oleh senior kepada junior yang menyajikan acara kesenian tersebut karena acara justru lebih mirip OS ketimbang malam kesenian.

Setelah kelahirannya pada pukul 00.07 Ahad, 30 Agustus 1987, Badan Pengurus GAMAIS ITB banyak diisi oleh angkatan 85 yang juga alumni dari P3R Salman dengan dikepalai oleh Jaka Sumanta IF’85, walaupun pada waktu itu angkatan-angkatan sebelumnya (83 dan 84) telah banyak berjuang demi terbentuknya GAMAIS ITB. Hal ini dikarenakan GAMAIS memiliki keinginan agar wadah yang baru terbentuk ini dapat diterima oleh semua kalangan, baik yang berasal dari Salman maupun pihak kampus.

Pada tahun-tahun awal GAMAIS ITB merupakan masa-masa yang sangat berat, walaupun sudah banyak pengajian-pengajian ke-Islaman baik yang berbasis jurusan, maupun berbasis kedaerahan, contoh berbasis kedaerahan adalah Persatuan Mahasiswa Islam Solo Indonesia (PERMISI). Masa-masa awal merupakan masa GAMAIS untuk dikenal oleh banyak pihak, sehingga program kerja yang diembankan oleh MPAS kepada Jaka Sumanta dkk hanyalah sosialisasi agar diterima oleh banyak pihak, termasuk oleh kelompok pengajian tersebut, memberikan penjelasan kepada khalayak umum tentang berdirinya GAMAIS ITB tentang maksud dan tujuan didirikan GAMAIS ITB. Program kerja sosialisasi ini tidak berhenti pada tahun pertama saja, akan tetapi berlanjut hingga masa jabatan Ari Diantoro SI’84 dan Tb. Furqon PL’86 (kepala GAMAIS ke 2 dan 3 ) dan selain usaha sosialisasi, waktu itu pula banyak dilakukan usaha-usaha untuk memberikan warna di kampus ITB ditengah-tengah warna yang sudah marak dari berbagai unit dan himpunan yang ada di ITB.

Walaupun GAMAIS telah memulai sosialisasi akan keberadaannya di kampus ITB, namun saat itu GAMAIS masih belum memiliki logo resmi, dan akhirnya pada masa kepemimpinan bapak Ari Diantoro, diadakan saembara pembuatan logo GAMAIS yang diprakarsai oleh Bapak Budi Youyastri. Dan dari saembara itu didapatkan sebuah logo GAMAIS yang dibuat oleh Hidayat Budi Pramono El’84 yang berbentuk seperti gambar di samping (namun dengan sedikit tambahan garis putih sehingg terlihat seperti lafadz Allah).

Selama tahun pertama, GAMAIS ITB terlihat sangat kompak dan berhasil dalam melaksanakan program kerjannya yang berupa sosialisasi kepada berbagai pihak, selain dari berbagai kegiatan yang dilakukan, hal ini terlihat dari pihak Salman yang mengizinkan GAMAIS ITB untuk membuat ruang kesekertariatan di gedung kayu Salman, yang masih ada sampai sekarang ini. Kekompakan ini tidak bertahan lama, karena terbukannya GAMAIS ITB sehingga memungkinkan orang-orang dengan berbagai macam cara pandangn terhadap islam masuk dan menjadi pengurus di GAMAIS ITB dan seringkali perbedaan cara pandang ini menjadi masalah internal tersendiri yang menjadi tugas bersama untuk diselesaikan. Banyaknya perbedaan cara pandang ini didukung oleh suasana di luar kampus ITB yaitu mulai berkembangnya kembali pergerakan-pergerakan keislaman dikalangan mahasiswa, pergerakan-pergerakan ini akhirnya masuk dan memberi warna ke dalam kampus ITB termasuk ke dalam GAMAIS ITB.

Walaupun GAMAIS ITB dihadapakan pada masalah internal, tetapi hal ini tidak membaut syi’ar GAMAIS hilang. Setelah tahun ke tiga sejak GAMAIS ITB berdiri GAMAIS telah berhasil mengadakan beberapa kegiatan besar, seperti kegitan GAMAIS Tekhno yang berhasil mendatangkan BJ. Habibie, yang waktu itu menjadi Mentri Risert dan Teknologi, kegitan Pesantren Mahasiswa yang pelaksanaannya bisa sampai satu bulan, Bakti Sosial, Lomba dan Pentas Seni Islam, Pengajian Akbar dan kegiatan lainnya yang ada dalam rangkaian Peringatan Hari Besar Islam, diskusi, seminar dan stadium general. Selain kegiatan yang dilaksanakan sesekali dalam satu tahun, ada juga kegiatan yang rutin dilakukan, adapun kegiatan tersebut adalah kegiatan mentoring keislaman di masa TPB yang sangat menarik perhatian dari mahasiswa TPB saat itu dan itu menjadi salah satu mobilisasi masa terbesar saat itu, Kajian Rutin ditiap jurusan yang dilaksanakan setiap pekan bekerja sama dengan pengurus pengajaian jurusan di tiap jurusan / fakultas. Selain kegiatan yang bersifat syi’ar, GAMAIS pun sering mengadakan kegitan untuk para kadernya dalam rangka proses kaderisasi, diantaranya kegiatan Latihan Kepemimpina Organisasi (LKO), dan Trainning Diniyah. Kegiatan-kegiatan itulah yang akhirnya memberi warna pada kegitan-kegiatan di kampus terutama pada kegiatn OSPEK yang dulu terkenal dengan kontak fisik menjadi seperti yang ada sekarang ini, ada seminar, diskusi, LKO dan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar